Ancaman Kejahatan Siber Pada Industri Perbankan dan Solusinya

Pravina Halim    April 02,2017

 

 

Menghadapi era transformasi digital, setiap perusahaan bergerak menyongsong perubahan yang tak terelakkan pada setiap model bisnisnya. Secara sederhana, transformasi digital merupakan perubahan yang menggunakan aplikasi dan teknologi untuk setiap aspek perusahaan, dari segi operasional, pemberdayaan karyawan, pelayanan konsumen, dan lainnya. Semua industri di Indonesia pun merasakan dampaknya, tidak terkecuali industri perbankan yang perlu meningkatkan daya saingnya di era digital ini.

 

Transformasi digital di dunia perbankan telah berlangsung secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang menginginkan segalanya menjadi serba instan dan mudah. Apalagi dengan tingginya penetrasi perangkat mobile, seperti smartphone dan tablet. Menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker saat ini ada sebanyak 343,3 juta smartphone yang beredar, sedangkan peredaran tablet di kuartal kedua mencapai 38,7 juta unit.

 

Saat ini kebanyakan bank di Indonesia telah menanggapi tuntutan transformasi digital ini dengan mengubah strategi mereka untuk mengutamakan mobile customer experience. Salah satunya dengan menggunakan teknologi mutakhir untuk meningkatkan pengalaman mobile dan internet banking, serta mengembangkan pelayanan bagi para nasabah melalui platform digital.

 

Inovasi teknologi di industri perbankan memicu risiko kejahatan siber

Tingginya aktivitas perbankan secara online saat ini, ternyata juga memicu risiko kejahatan siber pada nasabah dan juga bank tersebut. Beberapa kasus kejahatan siber yang terjadi menyebabkan angka kerugian yang fantastis.

 

Tahun 2015 kemarin, Presiden Jokowi mengungkapkan jumlah kasus cybercrime di Indonesia meningkat sebesar 389% dari tahun 2014. Data Security Incident Response Team on Internet Infrastructure Indonesia (ID-SIRTII) juga memaparkan sebanyak 90 juta serangan siber secara umum terjadi di Indonesia selama Januari hingga akhir Juni 2016. Maraknya aktivitas cybercrime di Indonesia, tentunya memicu kekhawatiran masyarakat dan industri perbankan. Padahal saat ini pemerintah sedang gencar untuk mempercepat inklusi finansial masyarakat secara online agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

 

Untuk melindungi masyarakat dari cybercrime, pemerintah Indonesia melalui Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) berupaya untuk memperkuat ekosistem keamanan siber. Pemerintah mulai mengambil langkah untuk meminimalisir kejahatan di dunia maya di antaranya dengan meningkatkan peraturan siber melalui UU Informasi dan Transaksi Elektronik serta merencanakan pembentukan Badan Siber Nasional (BSN) yang melibatkan lintas kementerian. Pihak swasta pun diharapkan dapat membantu menyediakan solusi dalam bentuk perangkat teknologi sebagai upaya bersama untuk melindungi masyarakat dari aktivitas cybercrime.

 

Solusi dari Microsoft untuk meningkatkan proteksi keamanan bagi para pelaku bisnis

Microsoft sendiri telah secara aktif mensosialisasiskan bahaya cybercrime melalui rangkaian kampanye edukatif dan mengusung sejumlah inisiatif termasuk di antaranya Digital Crimes Unit (DCU), Enterprise Cybersecurity Group (EPG), Cyber Defense Operations Center, dan yang paling baru adalah Pusat Transparansi dan Keamanan Siber di Singapura. Seluruh fasilitas ini bertujuan untuk mengembangkan tingkat keamanan dan privasi masyarakat maupun pemerintah di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

 

Adapun Microsoft telah memperkenalkan salah satu produk yang dapat melindungi pelaku industri, termasuk industri perbankan melalui aplikasi Enterprise Mobility + Security (EMS). EMS membantu perusahaan dan bisnis untuk bertransformasi secara digital tanpa khawatir kehilangan data baik akibat cybercrime maupun oknum internal perusahaan. EMS menyuguhkan lima fitur utama, yaitu control identity + access in the cloud; Get identity-driven security; Manage mobile devices apps; Protect your information; dan Virtualize your desktops.

 

Melalui fitur-fitur andalannya, EMS mendorong pengaplikasian single-sign on untuk log in ke semua pusat data perusahaan dan platform komputasi awan. Tidak hanya itu, fitur lain juga mendorong pemberlakuan authetication password ketika karyawan melakukan sign in dengan identitas mereka. Teknologi yang disajikan ini memungkinkan perusahaan pun untuk mengontrol pengaksesan data dari device milik karyawan dan memberlakukan proteksi atau syarat-syarat tertentu. Fitur protect your information yang juga terdapat di dalam EMS dapat mengenkripsi data, memberi label, dan melakukan pemberlakuan khusus pada data penting, sehingga tidak dapat ditembus oleh serangan cybercrime. Hal ini sejalan dengan apa yang diperlukan oleh industri perbankan. Melalui penggunaan EMS, industri perbankan pun akan menjadi semakin terlindungi sehingga transformasi digital di industri ini akan lebih berjalan optimal.

 

Industri perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, keberadaan industri perbankan yang aman menjadi sangat penting tidak hanya untuk masyarakat tetapi industri secara keseluruhan. Pun demikian, keamanan industri perbankan menjadi tanggung jawab berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat luas. Pelaku industri dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan keamanan melalui penggunaan teknologi yang lebih canggih, sementara pemerintah bisa berperan dalam memperketat regulasi guna melindungi perbankan dan nasabahnya.

 

Selain itu, masyarakat juga menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan industri perbankan. Di antaranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan aplikasi perbankan melalui perangkat mobile atau Internet secara aman. Pada akhirnya, kerjasama antara berbagai pihak dan proteksi teknologi yang ketat dapat mencegah terjadinya kejahatan siber pada industri perbankan dan nasabahnya.

 

 

Pravina Halim

Enterprise Mobility + Security Product Marketing Manager

Microsoft Indonesia

microsoft@mii.co.id

 

  • kejahatan siber
  • perbankan
Related Article

by Pravina Halim / April 02,2017

Bring your data to life

A new generation of Business IntelligenceKonsep Business Intelligence (BI) sudah dikenal dan hadir dalam bentuk dan konsep yang bervariasi selama lebih dari satu dekade. Pada pemahamannya, BI adalah pemahaman terhadap hubungan setiap data untuk menghasilkan informasi yang bisa membantu mengambil...

by Pravina Halim / April 02,2017

4 Pilar Utama Kunci Kesuksesan Transformasi Digital Perusahaan

Saat ini, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa teknologi secara disruptif mengubah cara manusia menjalani hidup, bekerja, maupun berinteraksi dengan orang lain. Efek dari perkembangan pesat teknologi ini juga dirasakan oleh pelaku bisnis yang dituntut untuk mengadopsi cara baru dalam menjalankan...

by Pravina Halim / April 02,2017

4 Pilar Utama Transformasi Digital

Saat ini, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa teknologi secara disruptif mengubah cara manusia menjalani hidup, bekerja, maupun berinteraksi dengan orang lain. Efek dari perkembangan pesat teknologi ini juga dirasakan oleh pelaku bisnis yang dituntut untuk mengadopsi cara baru dalam menjalankan...